Sinarnya begitu menyorot pandangan, seakan ia mengucapkan
selamat datang untuk pagi yg cerah ini.
Cuaca begitu mendukung. Gemercik air yg
membasuh, membuat tubuh terasa segar.
Ku tatap cermin yg berdampingan
dengan jendela yg tidak terlalu besar.
Usapan handuk perlahan berhenti, seperti ada sesuatu yg
mengganjal diatas rambutku.
DIA.
Pandangan yg semula menghadap cermin, kini beralih pada sosok dibalik jendela.
Aku membelalakan mata, senyumku pun mengembang.
Wajah yg tersorot sinar matahari, begitu menawan ditambah senyumnya yang begitu saaaaaangat ku hapal!
Senyum yang seperti
makanan pokok untukku, kala kami berjumpa.
Lekuk patahan wajah yg tak
pernah terlewat, hidung yg mancung, dan rahang yg tegas.
Semuanya begitu
sempurna, dalam tatapanku. Kemeja coklat yg menjadi favoritku saat dipakainya.
Tak lupa dengan sarung dan sebuah benda hitam kecil yg tak pernah
lepas dari kepalanya, ya, peci.
Sungguh. Ini moment yg sayang untuk dilewatkan.
Mengingat situasiku yg berada di penjara suci.
Bertatap wajah pun jarang, apalagi menyempatkan bertegur
sapa dengannya. Itu adalah hal yang nyaris mustahil.
Ku lihat secara detail seluruh lekuk tubuhnya. Dan spontan mataku terfokus pada satu titik, dimana
sebuah benda melingkar dilehernya. Benda yg tak asing lagi bagiku.
Sorban yg dulu menjadi kenangan, kini ia kenakan!!
Subhanallah, ciptaanMu begitu semakin tampan ku lihat. Tanpa sadar aku meloncat
dari tempatku berdiri, aku tersenyum sesenang senangnya. Sampai tak peduli dgn
orang di sekelilingku yang melihatku terheran heran. Kini aku seakan berada di
ufuk kebahagiaan.
Yaa, aku mencintainya.
Bahkan terlalu mencintainya.
Kini semua energy positif dalam otakku kembali bangkit.
Walaupun tak sepenuhnya, namun aku percaya Allah mempunyai rencana TERBAIK untukku kedepannya :)
See you in the FUTURE!